..........
Esoknya di sekolah….“Yelz, apa benar Deu sekolah ke Belanda ya?” tanya Apriani. “Iya, semalam berangkatnya. Dia titip salam buat kalian semua, dia bilang akan sangat kehilangan kalian semua, tapi dia akan kasih kabar koq.” jawabku. Mereka semua protes dan bilang ini dan itu, karena pusing mendengar ocehan mereka, ku putuskan untuk keluar kelas dan membawa novel favoritku, di taman sekolah, di bawah pohon, aku segera fokus ke bacaanku. Tidak ada lagi tempat yang pas di hati untuk bercanda dan curhat di sekolahan.
Bel tanda pulang pun berbunyi, aku segera membereskan buku-buku dan memasukkan ke tas yang pernah dihadiahkan pas ulangtahunku dari abangku berwarna cokelat dengan gambar Winnie the Pooh sedang makan madu, lucu. Semangatku hilang, aku tidak les hari ini. Sepertinya tubuhku kurang enak dan aku langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah, “sudah makan Yelz?” tanya mama sambil membereskan meja makan. “Belum ma. Yelz lagi ga enak badan makanya langsung pulang, ga les mam.” jawabku sambil berjalan menuju kamar. “Yelz, kamu baik-baik aja kan nak?” tanya mama dengan nada khawatir. Mama menjumpai aku ke kamar yang langsung terbaring di tempat tidur. “Yelz, kamu tidak apa-apa kan?” Tanya mama sekali lagi sambil memegang keningku. “Ya ampun Yelz, panasmu tinggi sekali. Semalam kamu begadang ya?” aku tidak menjawab mama lagi sepertinya tenagaku sudah habis. Mama langsung telepon om dr. Franz. Yah, menyebalkan, pasti akan disuntik. Bodoh amat sih aku, kenapa semalam duduk di daun jendela sampai larut malam. Tidak sampai 10 menit, om Franz sudah tiba, periksa sana-sini, terus aku disuntik, om itu bilang kalau sekarang aku sedang stres dan masuk angin. Dia kasih obat dan langsung pergi karena mau periksa pasien lagi katanya, mama pun mengantar om dokter ke depan. Aku mengingat kata-kata om dokter…masa sih aku stress? Kalau masuk angin, pas sekali. Stres…..mungkin benar juga, aku terlalu memikirkan keberangkatan Deu dan satu lagi perlakuan cowok sombong blonde itu ikut menyita pikiranku. Tidak lama kemudian mama datang, dan memberi nasihat “Yelz, mama tau kamu kehilangan Deu…tapi bukan berarti kamu jadi sakit begini. Kasihan kamunya nak, lagian Deu itu kan ke Belanda….. Kalau sudah sembuh, ke sekolahnya diantar sama abang kamu ya? pinta mama. Sebelum aku menjawab, aku sampaikan sesuatu kepada mama “Ma, Yelz ga usah les di tempat itu lagi ya….soalnya Yelz punya musuh di situ jadi Yelz kepikiran soal dia terus. Orangnya menyebalkan sedunia ma. Boleh ya ma?” seperti anak kecil aku memelas kepada mama. Wajah mama langsung berkerut curiga, “Musuh? Yelz punya musuh?” sebelum mama tanya lebih jauh, langsung ku potong pertanyaan mama, “kalau diceritakan panjang banget ma. Boleh yah ma, Yelz pindah les aja ya?” sekali lagi aku meminta sambil memegang tangan mama. Dan akhirnya mama setuju walau bahasa wajahnya penuh tanda tanya.
Karena sakit, aku tidak masuk sekolah tiga hari. Teman-teman sekelas datang menjengukku. Tapi berita yang paling menyenangkan adalah akhirnya aku pindah les juga. Byebye blonde belagu, makan aja tuh pohon. Hari ini aku masuk sekolah diantar sama abang, aku turun di depan gerbang saja karena abang harus buru-buru ke kampus. “Baik-baik di sekolah ya anak gendeng, jangan main di matahari, ‘ntar demam lagi aku juga yang repot…hahahah” sambil tertawa dan melajukan sepeda motornya. Abangku yang baik hati dan penyayang….aku tidak mau kalah dari dia dan ku jawab “iya, tuan si buruk rupa. Jangan lupa titip salam sama kakak si cantik rupa alias pacar kamu dan pesananku bilang dicarikan sama kakak itu. Key?” kataku sambil mengerlingkan mata kiriku. “Sip bos!” jawabnya dan langsung pergi.
Saat aku memasuki gerbang, ada pemandangan yang janggal. Banyak siswa/i berkumpul seperti menunggu seseorang. Tapi aku cuek saja sambil berjalan menuju kelas. Pas mau masuk kelas, aku mendengar suara agak gaduh, yah siswa/i yang ngumpul itu ternyata benar sedang menunggu dan yang ditunggu itu sudah datang makanya mereka agak ribut. Aku melihat laki-laki dan perempuan berseragam SMA turun dari dua mobil mewah berwarna hitam pekat sepertinya itu mobil keluaran terbaru di Indonesia, bentuknya aja unik. Aku tidak bisa melihat mereka berdua karena posisi mereka membelakangi aku. Tapi si cowok berambut blonde dan cewek tinggi langsing, rambutnya panjang hitam gelam, sangat sepadan dengan si blonde tadi. Tiba-tiba aku teringat si blonde, lalu aku berusaha membuangnya jauh-jauh dari pikiranku. Tebakanku dalam hati, barangkali siswa baru. Aku langsung masuk kelas dan duduk sambil mengeluarkan catatan tugas-tugas yang sudah ku kerjakan karena Erika memberikan pinjaman catatan dan tugas yang harus dikerjakan. Emang sih, bukannya memuji diri sendiri, sejak SD aku selalu menyandang juara 1 umum hingga sekarang jadi aku tidak begitu kesulitan, apalagi bapak dan mama sudah memberikan fasilitas pendidikan yang cukup wah, dari laboratorium pribadi, perpustakaan pribadi, komputer pribadi lengkap dengan saluran internetnya, sekolah yang terbaik dan banyak lagi asal berkaitan dengan pendidikan, pasti bapak mendukung. Sampai mama pernah bela-belain pinjam uang untuk ongkos, hanya karena ingin mendampingi aku waktu ikut olimpiade di Cina karena aku sebagai perwakilan dari jurusan Fisika dan Kimia. Pelajaran di jam I pun mulai……
Sudah 2 minggu ini, siswa/i sekolahan tidak berubah juga. Mereka tetap berkumpul menunggu cowok dan cewek yang kemarin. Apa sih yang menarik dari mereka? Karena hidup dalam tanya dan penasaran itu sangat tidak enak. Aku ingin bertanya, tapi kuurungkan kembali niat itu, sampai akhirnya keinginan itu jadi tidak ada sama sekali.
to be continued.....
Minggu, 30 Agustus 2009
Cerber! Kebahagian Kuraih Part 2
Diposting oleh NAPOSOBULUNG di 19.41
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
jd ingat kata di drama korea: "bilingual." Salah seorang tmn nanya, apa artiny? Trus ada yg jwb, "bersambung.." So, dharapkn sambungan cerbernya dah ada, d bln brikutnya (klo postingnya msti 1x tiap bln). Okrey..(kata penulis..)
Posting Komentar